Tebing Keraton, mendengar pertama kali nama obyek wisata ‘baru’ ini agak aneh, karena lokasinya di Bandung. Trus kenapa? Berasa aneh karena setiap kali mendengar istilah ‘Keraton’, yang terlintas pertama kali di otak saya adalah ‘Keraton’ = ‘Jogja‘.
Eh tapi ini Keraton lokasi di Bandung! Bukan bermaksud melupakan kalau
keraton itu gak cuma di Jogja, tapi mungkin karena saya ini lahir dan
besar di Jogja, jadi wajar lah ya kalau kata ‘Keraton’ nempel banget di
otak saya. *harap maklum*
Mungkin saya tau ada obyek wisata ‘baru’ ini sudah sejak lama (awal
2014 kalau tidak salah). Saya langsung coba googling dan lihat
foto-fotonya, plus alasan lokasinya juga bisa dibilang masih berada di
lingkungan kota Bandung… “OK, saya harus mengunjungi tempat ini!!”
Di bulan Oktober 2014 lalu,
rencana ke Tebing Keraton sudah dipersiapkan dengan baik, tinggal
berangkat saja di akhir minggu (12 Oktober 2014), eh tapi karena ada
alasan lain, saya pun gak jadi berangkat. Tuhan masih belum mengijinkan
saya mengunjungi Tebing Keraton saat itu. Gagal total rencana ketemuan
sama mbak ini dan mbak itu, yang menyebut grupnya sebagai Duo Ginuk
beda tipis lah sama Duo Serigala
So, apa nyerah gitu saja? Tentu tidak dong…! Akhirnya yah…, 160 hari kemudian dari rencana yang tertunda tersebut atau tepatnya tanggal 21 Maret 2015 lalu saya berkesempatan mengunjungi Tebing Keraton.
Kebetulan saat itu saya ada tugas kantor ke kota Bandung, jadi ya
disempat-sempatin mampir ke Tebing Keraton hari Sabtu pagi sebelum siang
harinya saya harus balik ke Jakarta lagi.
( disclaimer : itu yang ngitung 160 hari dari web hasil googling, kalau salah ya jangan diprotes )
( disclaimer : itu yang ngitung 160 hari dari web hasil googling, kalau salah ya jangan diprotes )
Butuh waktu kira-kira 30 menit perjalanan darat menggunakan mobil
dari hotel kami yang terletak di jalan Juanda (alias daerah Dago).
Berangkat sekitar jam 4.45 pagi, dan sampai di lokasi parkiran mobil
sekitar pukul 05.15. Itu baru sampai di parkiran saja ya… Untuk menuju
ke lokasi Tebing Keraton-nya., kita masih harus jalan kaki dengan medan
menanjak kurang lebih selama 40-50 menit. Bisa aja sih menggunakan ojek,
tapi saat itu saya lebih pilih jalan kaki. Lumayan duit ojeknya bisa
buat beli aqua botol, hahaha… ( ya itung-itung memang buat olahraga pagi
sih )
Tukang ojek di sini rada-rada setengah maksa gitu sih. Kalau kita
jalan kaki, selalu dibilang jauh sambil terus mengikuti kita berjalan.
Ya tinggal kekuatan iman plus fisik kita tentunya yang membuat kita
memilih tetap jalan kaki atau naik ojek.
Kami sampai di lokasi yang disebut Tebing Keraton
sekitar pukul 6 pagi, kurang-kurang dikit lah. Dari atas bukit kita
akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan! Kabut pekat pagi (atau
awan?) menembus pepohonan dan menghiasi deretan bukit-bukit di sana.
Saya yang posisinya berada di atas bukit-bukit tersebut, berasa hidup di
atas awan!
Semakin siang (menjelang jam 7 pagi), matahari makin jelas menerangi
area Tebing Keraton. Pemandangan detail deretan bukit-bukit tersebut
semakin jelas pula, namun konsekuensinya kabut sudah tidak sepekat
sebelumnya. Trus, apa pemandangan jadi jelek? Gak juga koq, dasarnya
barisan bukit-bukit tersebut sudah membentuk sebuah pemandangan yang
cantik.
Cara ke Tebing Keraton
Bagaimana cara menuju ke Tebing Keraton dari kota Bandung? Caranya, dimulai dari McD Simpang Dago adalah sbb :
- Dari McD Simpang Dago lurus terus ke arah Sheraton sampai melewati Dago Tea House dan Terminal Dago
- Tidak jauh dari Terminal Dago, ada jalan bercabang. Yang ke kiri menuju Dago Giri, yang ke kanan ke arah Bukit Dago Pakar. AMBIL YANG KANAN
- Dari sana beberapa ratus meter ada cabang lagi. Yang kiri ke Dago Bengkok. Yang kanan masih ke arah Bukit Dago Pakar. AMBIL YANG KANAN
- Beberapa ratus meter dari sana, dekat Indomaret di sisi kiri jalan, ada belokan ke kiri ke arah Tahura (Taman Hutan Raya) Ir. H. Juanda. BELOK KIRI. Kalau lurus terus nanti bablas ke daerah cafe-cafe seperti belokan ke Sierra, dan Stone Cafe
- Jalanan menanjak beberapa ratus meter, di sebelah kiri ada gerbang masuk dan tempat parkir luas untuk Tahura, masih lurus terus
- Tidak jauh dari sana ada jalan bercabang di dekat warung. Jalanan ke kanan ada tulisan Bukit Pakar Utara. BELOK KANAN
- Dari sini jalanan makin menanjak dan kondisinya rusak sekali. Aspalnya sudah banyak yang habis sehingga permukaannya berbatu-batu. Jalanan akan melewati hutan di sisi kiri. Terus sampai ada cabang. AMBIL YANG KIRI. Di sana ada papan sementara yang bertuliskan ‘Tebing Keraton’ serta anak panah ke kiri.
Cara ke Tebing Keraton di atas, saya ‘comot’ dari blog PergiDulu.com, Informasi yang diberikan sangat informatif dan beneran step-by-step, asal diikuti dengan baik, dijamin gak nyasar koq!
Saya lakukan penyesuaian seperlunya. Mobil harus diparkir di lokasi
sesuai step no 7 karena jalan menuju ke Tebing Keraton semacam diportal
begitu yang hanya bisa dilewati motor. Sejak titik sini lah kita harus
berjalan kaki atau menggunakan jasa ojek di sana. Sudah tau kan ya
alasannya diportal karena apa?
Tips dan Trik
- Untuk masuk ke wisata Tebing Keraton ini ditarik biaya retribusi sebesar 11 ribu IDR / orang. Kalau parkir mobil (saat itu) adalah sebesar 5 ribu IDR.
- Kalau mau jalan kaki dari parkiran, medannya tidak terlalu berat, beberapa bagian memang agak curam, tapi rata-rata cukup landai…, tapi ya gitu.. menanjak terus menerus sampai ke ‘puncak’ Tebing Keraton.
- Gunakan sepatu atau sandal yang nyaman untuk trekking. Kalau sehabis hujan, jalanan menuju maupun area sekitar Tebing Keraton sedikit licin. Selain itu banyak juga jalanan yang kondisinya rusak, atau berbatu-batu.
- Saya kurang tau apakah boleh membawa motor sendiri ke atas tanpa menggunakan jasa tukang ojek, tapi kalaupun bisa, pastikan motornya sehat ya, apalagi kalau bukan karena jalanannya menanjak dan berbatu-batu.
0 komentar :
Post a Comment