Goa Jatijajar adalah Goa Alam yang terletak di desa Jatijajar, Kecamatan
Ayah, Kabupaten Kebumen. Goa ini terbentuk dari batu kapur dan telah
diketemukan pada tahun 1802 oleh seorang petani yang memiliki tanah
diatas Goa tersebut yang Bernama "Jayamenawi". Pada suatu ketika
Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian jatuh kesebuah lobang,
ternyata lobang itu adalah sebuah lobang ventilasi yang ada di
langit-langit Goa tersebut.
Gua Jatijajar ini terbentuk dari batu kapur, yang
mempunyai panjang dari pintu masuk ke pintu keluar sekitar 250 meter,
dengan lebar gua Jatijajar sekitar 15 meter, tinggi gua Jatijajar
12 meter, dan ketebalan langit-langit gua Jatijajar 10 meter, sedangkan
ketinggian gua Jatijajar dari permukaan laut adalah 50 meter.
Konon kabarnya bahwa sejarah Goa Jatijajar ini ditemukan oleh seorang petani yang memiliki tanah di atas Gua tersebut yang bernama Jayamenawi. Kisah penemuan Gua Jatijajar,
berawal pada saat Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian dia
jatuh ke sebuah lobang, setelah terbangun dari jatuhnya, dia melihat ke
sekeliling, lalu melihat ke atas, dan ternyata di atas ada sebuah lobang
ventilasi yang ada di langit-langit Gua tersebut. Lobang ini mempunyai
garis tengah 4 meter dan tinggi dari tanah yang berada di bawahnya
sekitar 24 meter. Pada mulanya pintu-pintu Gua masih tertutup oleh
tanah, maka setelah tanah yang menutupi dibongkar dan dibuang untuk
mencari pintu keluar, ketemulah pintu Gua yang sekarang digunakan
sebagai pintu masuk Gua Jatijajar. Karena di depan pintu Gua tersebut
ada 2 pohon jati yang besar dan tumbuh sejajar, maka gua tersebut akhirnya diberi nama Gua Jatijajar.
Sejarah goa Jatijajar menjadi obyek wisata adalah pada tahun 1975 Gua Jatijajar mulai dibangun dan dikembangkan menjadi
Objek Wisata Kebumen.
Dimana ide awal dari pengembangan Goa Jatijajar sebagai tempat wisata
adalah Gubernur Jawa Tengah, Bapak Suparjo Rustam, dan pada waktu itu
yang menjadi Bupati Kebumen adalah Bapak Supeno Suryodiprojo. Untuk
melancarkan dan melaksanakan pengembangan Gua Jatijajar sebagai tempat wisata goa di Kebumen,
ditunjuk langsung oleh Bapak Suparjo Rustam yaitu CV. AIS dari
Yogyakarta, yang dipimpin oleh Bapak Saptoto yang berprofesi sebagai
seorang seniman diorama terkenal di Indonesia. Sebelum
dilakukan proyek pembangunan Jatijajar, terlebih dahulu Pemda Kebumen
telah mengganti rugi tanah /pembebasan lahan penduduk yang terkena lokasi pembangunan Objek Wisata Gua Jatijajar, dengan luas lahan 5,5 hektar.
Setelah Gua Jatijajar dibangun maka pengelolaan obyek wisata eksotis
ini dipegang oleh Pemda Kebumen. Sejak Gua Jatijajar dibangun, di dalam
Gua Jatijajar sudah ditambah dengan bangunan-bangunan seni antara lain:
pemasangan lampu listrik sebagai penerangan, ornamen gua, trap-trap
beton untuk memberikan kemudahan bagi para wisatawan yang masuk ke dalam
Gua Jatijajar, serta pemasangan patung-patung atau diorama.
Mitos Goa Jatijajar
Di dalam Gua Jatijajar terdapat 7 (tujuh) sungai atau sendang, tetapi yang dapat dicapai dengan mudah hanya 4 (empat) sungai yaitu: Sungai Puser Bumi, Sungai Jombor, Sungai Mawar, dan Sungai Kantil. Mitos sendang Puser Bumi dan Jombor konon airnya mempunyai khasiat yang dapat digunakan sebagai perantara atau tuah untuk segala macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing. Sedangkan mitos sendang Mawar konon airnya jika untuk mandi atau mencuci muka, maka mempunyai khasiat bisa awet muda.Sedangkan mitos sendag Kanthil jika airnya untuk cuci muka atau mandi, maka niat dan cita-citanya akan mudah tercapai. Pada saat ini yang telah dibangun baru sendang Mawar dan sendang Kanthil, sedangkan sendang Jombor dan sendang Puser Bumi masih alami dan masih belum ada penerangan serta lokasinya sangat licin.
Di dalam Gua Jatijajar terdapat 7 (tujuh) sungai atau sendang, tetapi yang dapat dicapai dengan mudah hanya 4 (empat) sungai yaitu: Sungai Puser Bumi, Sungai Jombor, Sungai Mawar, dan Sungai Kantil. Mitos sendang Puser Bumi dan Jombor konon airnya mempunyai khasiat yang dapat digunakan sebagai perantara atau tuah untuk segala macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing. Sedangkan mitos sendang Mawar konon airnya jika untuk mandi atau mencuci muka, maka mempunyai khasiat bisa awet muda.Sedangkan mitos sendag Kanthil jika airnya untuk cuci muka atau mandi, maka niat dan cita-citanya akan mudah tercapai. Pada saat ini yang telah dibangun baru sendang Mawar dan sendang Kanthil, sedangkan sendang Jombor dan sendang Puser Bumi masih alami dan masih belum ada penerangan serta lokasinya sangat licin.
Di dalam Gua Jatijajar banyak terdapat Stalagmit dan juga Pilar atau Tiang Kapur, yaitu pertemuan antara Stalagtit
dengan Stalagmit. Kesemuanya ini terbentuk dari endapan tetesan air
hujan yang sudah ber-reaksi dengan batu-batu kapur yang ditembusnya.
Menurut penelitian para ahli, proses pembentukan Stalagtit
itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Dalam satu tahun terbentuknya
Stalagtit paling tebal hanya setebal 1 (satu) cm saja. Oleh sebab itu
Gua Jatijajar termasuk salah satu gua kapur tertua di dunia.
Batu-batuan yang ada di Gua Jatijajar merupakan batuan yang sudah
sangat tua, karena umur yang sudah tua sekali itu, maka di depan Gua
Jatijajar dibangun sebuah patung binatang purba Dinosaurus sebagai simbol objek Wisata Gua Jatijajar,
dari mulut patung itu keluar air dari Sendang Kanthil dan sendang
Mawar, yang sepanjang tahun belum pernah kering. Sedangkan air yang
keluar dari patung Dinosaurus tersebut dimanfaatkan oleh penduduk
sekitar sebagai pengairan sawah desa Jatijajar dan sekitarnya. Lokasi obyek wisata eksotis Goa Jatijajar adalah di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, sekitar 8 km dari Gombong. Arah dari timur untuk menuju goa Jatijajar adalah dari kota Gombong ke barat terus sampai ada gapura penunjuk di kiri jalan, terus belok ke selatan.
(sumber: wikipedia)
2 komentar :
Wah belom pernah denger nih goa jatijajar..tapi keren kayaknya
tempat wisata indonesia
Nonton Film Online disini aja guys
nonton film online
drama korea terbaru
nonton film online
drama korea terbaru
berita bola terkini
Post a Comment