Candi Borobudur adalah candi terbesar peninggalan sejarah bangsa ini. Candi ini
terlihat begitu impresif dan kokoh sehingga terkenal seantero dunia.
Peninggalan sejarah yang bernilai tinggi ini sempat menjadi salah satu
dari tujuh keajaiban dunia. Namun tahukah Anda bahwa seperti halnya pada bangunan purbakala yang
lain, Candi Borobudur tak luput dari misteri mengenai cara pembuatannya?
Misteri ini banyak melahirkan pendapat yang spekulatif hingga
kontroversi. Dengan beberapa catatan dan referensi yang terbatas, saya
coba menganalisis dan sedikit menguak tabir misteri pembuatan candi ini
yang ternyata tidak perlu di-misteri-kan!
Borobudur adalah candi Budha terbesar di abad ke-9 yang berukuran 123 x 123 meter. Candi Borobudur selesai dibangun berabad-abad sebelum Angkor Wat di Kamboja. Candi
Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya.
Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam
World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural
maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati. Bangunan Borobudur
berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat.
Tingginya 42 meter
sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat
paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah
berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran
dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke
arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia.
Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat
sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Borobudur
dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno,
keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang
Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.
Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang
masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu
melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun
masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha
diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha
diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu,
melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk.
Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha
bersemayam.
Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang
menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara
runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk
candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang
sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang
menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang
aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).
Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang
Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi
orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda
untuk mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat
mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada
abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang, sekitar 40 km sebelah barat laut Jogjakarta, 7 km
arah selatan Kota Magelang, dan 100 km sebelah barat daya Semarang.
Harga tiket masuk Taman Wisata Candi Borobudur dibedakan menjadi tiga, yakni:1. Pengunjung domestik Rp 10.000,00/orang
2. Pengunjung mancanegara 12 US$/orang
3. Anak usia di bawah 12 tahun mendapatkan potongan 50%
(data hingga Januari 2009)
Waktu buka:
Senin – Minggu pukul 07.00 – 18.00
(Monday – Sunday from 07:00am to 06:00pm)
Disadur dari berbagai sumber.
0 komentar :
Post a Comment