Kesemarakan Kota Bandung akibat bertebarannya FO (factory outlet) dari tahun ke tahun makin menjadi. Di jalan-jalan besar tampaknya keramaian tak sempurna jika tak ada FO. Salah satu kawasan wisata yang banyak memiliki FO belakangan ini adalah Cihampelas. Popularitas Cihampelas sebagai kawasan perdagangan jins pun berubah menjadi kawasan FO. Para pelancong pun mulai akrab dengan sebutan itu. Tak aneh jika setiap libur panjang atau akhir pekan, warga Jabodetabek yang berdatangan ke Cihampelas bukan lagi bermaksud memburu busana berbahan jins yang kualitasnya bagus dan harga terjangkau, melainkan memburu beragam pakaian jadi sisa ekspor yang ada di sejumlah FO di sana.
Perubahan-perubahan di kawasan Cihampelas memang drastis dalam satu dasawarsa terakhir. Kalau sepuluh tahun lalu kawasan Cihampelas melulu diwarnai tempat perdagangan busana jins, kini selain hotel dan kafe, mal-mal yang dilengkapi tempat-tempat wisata kuliner juga bermunculan di daerah utara Kota Bandung itu. Wisatawan lainnya menuturkan, sensasi Cihampelas bisa dilihat dari tampilan busana jins yang ditawarkan. Selain bervariasi dan kualitasnya bagus, harganya juga terjangkau. Bahkan di antaranya ada dekorasi toko yang sengaja memasang tokoh-tokoh kartun jagoan dunia seperti Superman dan Spiderman. Pemasangan tokoh-tokoh itu tiada lain sebagai daya tarik bagi para pengunjung. Kepada Suara Karya, Ateng Wahyudi mengatakan, saat itu Cihampelas dibiarkan berkembang dengan karakter masyarakatnya. Artinya, Cihampelas memang berkembang cepat dengan swadaya dan inovasi masyarakat Bandung. Kenyataannya, hingga kini Cihampelas ajeg sebagai kawasan wisata belanja. "Itu potensi masyarakat, dan potensi ekonomi pertumbuhannya jangan disumbat. Toh Cihampelas kini menjadi kebanggaan Kota Bandung," katanya.
Kesemrawutan dan kemacetan lalu lintas di kawasan Jalan Cihampelas malah makin menjadi-jadi dalam tahun-tahun terakhir. Menurut masyarakat pedagang di kawasan itu, kemacetan tersebut tidak saja karena angkutan umum yang tidak disiplin, tetapi juga akibat bermunculannya lokasi wisata kuliner di pinggiran jalan, seperti Ciwalk (Cihampelas Walk). Tiga tahun lalu kawasan Ciwalk ini dilengkapi lahan parkir luas. Kini, karena jumlah pelancong yang terus membengkak di lokasi itu, lahan parkir yang ada menjadi sempit. Itulah perkembangan baru kawasan wisata Cihampelas. "Jadi, kalau Yogyakarta punya kawasan Malioboro yang lalu lintasnya sudah ditata dengan baik, Bandung pun punya Cihampelas. Sayangnya, lalu lintasnya belum tertib dan teratur alias semrawut. Tapi, biar saja begitu. Toh pemerintah nantinya akan berusaha menertibkannya agar Cihampelas tidak saja dikenali dan disukai pelancong dalam negeri, tetapi juga oleh wisatawan mancanegara. Semoga begitu," ujar beberapa pelancong lokal. (Agus Dinar)
Sumber : www.suarakarya-online.com
0 komentar :
Post a Comment