Desa Budaya Pampang, Samarindah Kalimantan Timur

Desa pampang dikenal sebagai kampung dayak. Dihuni oleh mayoritas suku dayak kenyah, dimana suku dayak ini merupakan penduduk asli yang ada di Kalimantan. Saat ini desa tersebut telah resmi menjadi desa wisata dan budaya pada tahun 1991 oleh bapak H.M. Ardans yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Provinsi Kalimantan Timur. Untuk melihat kekhasan budaya suku dayak dan rumah lamin, bisa menjadi lebih mudah dan tidak memerlukan waktu dan perjalananan yang cukup jauh. Terlebih bagi para wisatawan/pengunjung domestik yang memiliki waktu terbatas hingga tidak bisa menyempatkan diri untuk pergi ke pedalaman ntuk melihat budaya suku asli Kalimantan.
Kawasan Pampang yang terletak sekitar 20 km dari kota Samarinda merupakan kawasan wisata budaya yang menarik untuk menyaksikan kehidupan suku Dayak Kenyah. Akses menuju Desa Budaya Pampang terhitung mudah dan cepat. Untuk mencapai lokasinya, wisatawan dapat berangkat dari Kota Samarinda atau Kota Bontang. Dari Samarida, perjalanan ke desa ini dapat ditempuh sekitar 40 menit. Sedangkan dari Bontang, Anda akan memerlukan waktu lebih banyak, kurang lebih 2 jam perjalanan melewati jalan raya Samarinda-Bontang. Meskipun belum pernah mengunjungi Desa Pampang, Anda tak usah khawatir tersesat atau salah arah, karena ada banyak penunjuk arah menuju Desa Budaya Pampang.  
Desa ini merupakan kawasan cagar budaya yang memperlihatkan kesenian serta kebudayaan, dan menjadi tepat tinggal masyarakat suku Dayak Kenyah. Setiap tahun masyarakat Dayak Kenyah selalu melaksanakan Upacara Pelas Tahun atau ucapan syukur kepada pencipata atas asil panen yang baik. Upacara Junan yang sudah berumur ratusan tahun pun masih setia dihelat. Junan adalah ritual mengambi gula dari batang tebu dengan cara diperas memakai kayu ulin. Jika Anda beruntung dating di saat yang tepat, Anda dapat menyaksikan upacara tersebut. Setiap minggu, masyarakat Dayak Kenyah penghuni Desa Pampang selalu menggelar pertunjukkan budaya. 
Ada berbagai macam tarian dan atraksi yang dipentaskan, antara lain Kancet Lasan, Kancet Punan, Kancet Nyelama Sakai, Enggang Terbang, Manyam Tali, dan masih banyak lagi. Pertunjukkan seni budaya ini selalu dilaksanakan di bangunan Lamin Adat (rumah adat suku Dayak) yang terletak tepat di tengah Desa Pampang bangunan Lamin yang megah dan penuh dengan ukir-ukiran khas Dayak menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang dating berkunjung. Biasanya Lamin ini menjadi tempat favorit wisatawan untuk mengambil foto karena keunikan bangunan serta keindahan arsitekturnya yang menawan.  
Untuk dapat menyaksikan berbagai pertunjukkan yang dilaksanakan msyarakat Desa Pampang Anda cukup merogoh kocek Anda sebanyak Rp. 5.000,-. Bagi Anda yang ingin berfoto dengan penduduk lokal yang mengenakan pakaian adat, Anda harus membayar biaya tambahan yang berkisar Rp. 15.000,- hingga Rp. 25.000,-. Diluar pertunjukkan yang dilakukan untuk upacara tertentum pertunjukkan budaya di Desa Pampang dilaksanakan setiap hari Minggu mulai pukul 13.00 sd 15.00 WITA. Pertunjukkan ini hanya dilaksanakan sekali. Disarankan Anda tidak datang terlambat agar tidak melewatkan pertunjukkan. Setiap kali dilaksanakan upacara adat maupun pertunjukkan regular tiap minggu, tidak hanya para penari yang mengenakan pakaian adat, namun seluruh penduduk Desa Pampang mengenakannya, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Hal ini tentu saja menjadi nilai tersendiri yang menjadikan Desa Pampang sebagai obyek wisata budaya yang menarik untuk dikunjungi, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Setelah menyaksikan pertunjukkan, Anda dapat berkeliling Desa Pampang untuk melihat keseharian masyarakat Dayak secara dekat. Selain menikmati pertunjukkan tari-tarian suku Dayak Kenyah, wisatawa dapat membeli berbagai suvenir khas buatan tangan penduduk Desa Pampang. Harga suvenir tersebut bervariasi tergantung ukuran barang dan tingkat kerumitan proses pembuatannya. Pegelola desa adat ini juga menyewakan baju tradisional Dayak Kenyah kepada wisatawan. Dengan membayar Rp. 15.000,- Anda dapat berfoto mengenakan baju adat tersebut dengan latar belakang rumah panggung atau Lamin yang unik dan penuh dengan ukir-ukiran.

Disadur dari berbagai sumber.

6 komentar :

KURNIA EKA FAJRI said...

ass...
bisa minta nomer kontak orang yang tinggal di daerah pampang ga?
nanti untuk referensi saya untuk penelitian tentang pakaian adat yang dibuat oleh suku tersebut???
mohon konfirmasinya:
ke- 0858-9095-2604 (eka)

Arie Boy said...

walaikumsalam,, oww ga punyaa bang,, cb cari aja di website pemerintah daerah pampang,, cari aja di google

Anonymous said...

Terima kasih sudah me-repost foto ini... https://ceritasondha.files.wordpress.com/2008/09/pampang.jpg
:D

Arie Boy said...

yaa sama2,,, gan,, mari kita lestarikan budaya bangsa kita..

Unknown said...

upacara junan itu diadakan setiap bulan apa yaa...

Unknown said...

upacara junan itu diadakan setiap bulan apa yaa
mohon jawabannya, terimakasih

Post a Comment

 

Pariwisata Indonesia Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger