Baturaden terletak di sebelah selatan Gunung Slamet memiliki udara sejuk dan cenderung bertambah dingin di malam hari. Selain memiliki panorama alam yang cantik, Baturaden juga memiliki banyak legenda rakyat, salah satunya cerita lutung kasarung yang terkenal. Dari Baturaden, Anda dapat melihat pemandangan Kota Purwokerto, Pulau Nusa Kambangan, juga beberapa pantai indah di daerah Cilacap. Baturaden sendiri memiliki banyak objek wisata yang menarik dikunjungi seperti Taman Bitanin yang memiliki beragam tanaman dan bunga langka, di antaranya bunga havana, daun dewa, antarium lipstick, palem paris, dan widoro laut yang tak hanya dipamerkan, juga dijual sebagai souvenir.
Kemudian juga ada Curug Gede, sebuah air terjun cantik di Desa Ketenger yang terletak 3 km dari pusat Baturaden. Tidak jauh dari situ juga ada sebuah pemandian air panas, Pancuran Pitu yang bersuhu sekira 60 hingga 70 derajat Celsius. Selain pemandian air panas, Baturaden juga memiliki pemandian yang dipercaya menyembuhkan berbagai penyakit, yaitu Pancuran Telu. Baturaden pun memiliki kolam sumber air murni, Telaga Sunyi.
Baturaden ternyata turut dibuka untuk lokasi perkemahan. Bagi pengunjung yang ingin bermalam di Baturaden, Anda dapat mendirikan tenda di Wana Wisata, sebuah hutan hijau yang berjarak 2 km dari Baturaden dan sangat pas untuk berkemah bersama keluarga. Wisata keluarga di Baturaden akan bertambah menyenangkan apabila berkunjung ke Taman Kaloka Widya Mandala, sebuah kebun binatang dan museum yang menyimpan kerangka-kerangka fauna khas Indonesia. Tidak hanya wisata alam, Baturaden juga menyediakan beragam wisata kebudayaan seperti grebeg syura yang diadakan setiap bulan pertama dalam kalendar tahun Islam, pertunjukan musik calung, dan tari tradisional lengger, pertunjukan bernuansa mistis yakni kuda lumping, serta sadranan sebagai upacara mengunjungi situs suci, biasanya kuburan yang juga disebut kenduren oleh masyarakat sekitar. [1]
Keistimewaan Batu Raden terletak pada aneka ragam jenis obyek wisata yang ditawarkan. Di samping wisata utama Batu Raden, di kawasan ini juga terdapat banyak lokasi wisata lain yang juga menarik untuk dikunjungi, di antaranya adalah:
1. Taman Botani. Taman ini menyediakan aneka ragam tanaman hias, tanaman bongsai, dan tanaman langka, seperti Tanaman Havana, Daun Dewa, Brimulia, Keladi Tikus, Antarium Lipstik, Palem Paris, Lidah Gajah, dan Widoro Laut. Harga tanaman-tanaman ini terbilang cukup murah dan dapat dijangkau oleh pengunjung yang ingin menjadikannya sebagai cinderamata.
2. Curug Gede. Obyek wisata ini terletak di Desa Wisata Ketenger, jaraknya kurang lebih 3 km dari Batu Raden. Di sana terdapat sebuah air terjun yang indah.
3. Pancuran Pitu, yang berjarak 2,5 km dari Batu Raden. Pancuran ini terletak 2,5 km dari Batu Raden. Pancuran ini merupakan sumber air panas bumi dengan temperatur 60°-70° C yang langsung mengalir dari kaki Gunung Slamet melalui tujuh pancuran.
Pancuran Telu. Pancuran ini diresmikan pada tanggal 18 Januari 1987. Pancuran ini mengalirkan air panas bersulfur dengan suhu 40‘C yang konon dapat menyembuhkan penyakit kulit dan tulang.
4. Wana Wisata. Obyek wisata ini terletak 2 km dari Batu Raden. Wana Wisata menyajikan pemandangan hutan yang hijau dan indah. Tempat ini sangat cocok untuk kegiatan berkemah dan jungle tracking.
Telaga Sunyi. Telaga ini terletak di sebelah timur, yang berjarak sekitar 3,5 km dari Batu Raden. Telaga ini terbilang indah, airnya jernih dan dingin.
5. Taman Kaloka Widya Mandala, yang merupakan kebun binatang sekaligus sebagai wisata pendidikan. Di taman ini terdapat sejumlah binatang yang didatangkan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, seperti kambing kaki tiga, gajah, beruk, sapi kaki lima, ular sanca, monyet, landak, buaya Irian, orangutan, dan rusa. Di komplek wisata ini juga terdapat Museum Satwa Langka yang berisi binatang seperti beruang madu, harimau Sumatera, dan macan dahan.
Di samping obyek wisata yang cukup banyak, kawasan Batu Raden ini juga diwarnai dengan fasilitas seni dan budaya, yaitu:
Grebeg Syura atau Sedekah Bumi. Upacara ini dilakukan pada tanggal 9 Bulan Syura. Tujuannya adalah sebagai tolak bala, yaitu dengan melakukan kegiatan-kegiatan berupa ruwat bumi dan selamatan di makam-makam leluhur. Kenthongan, merupakan kesenian musik khas Banyumas. Alat utama kesenian ini adalah kenthong yang berupa potongan bambu yang diberi lubang di sisinya secara memanjang. Untuk memainkannya perlu dikentong. Calung dan lengger. Calung merupakan alat musik yang juga terbuat dari potongan bambu, diletakkan secara melintang, dan dimainkan dengan cara dipukul. Sedangkan lengger adalah tarian yang dimainkan dua orang perempuan atau lebih dan diiringi dengan calung.
Pakaian adat Banyumas.
Pakaian adat Banyumas ada dua macam, yaitu pakaian untuk kalangan wong cilik (seperti pakaian ancingan, bebed wala, pinjungan, iketan, dan nempean) dan pakaian untuk kalangan bangsawan (beskap untuk pria dan nyamping untuk perempuan). Ebeg (kuda lumping). Ebeg merupakan tarian tradisional Banyumas dengan ciri khasnya menggunakan kuda kepang. Dalam pertunjukan biasanya diiringi dengan gamelan yang bernama bendhe. Pameran tanaman hias, seperti havana, daun dewa, dan palem paris. Sadranan. Ritual ini berupa bersih-bersih makam yang dilanjutkan dengan acara kenduren. Tujuannya adalah untuk mengenang arwah para leluhur.
7 komentar :
waktu SMP sy pernah ke Baturaden, ah saya kangen, pengen kesana lagi
sama sy juga wktu smp kesana... pgn ksana lagi tapi jauhh nyaa..
terima kasih gan atas infonya, sangat bermanfaat. salam kenal ya.
iyaa salam kenal jugaaa yaaa,,,
sya jg pernah ksana, tmpatnya sangat indah....
pengen deh rasanya kesitu liburan
rental mobil jogja
wana wisata baturaden sepertinya menarik. Kalau dari jogja kira2 jauh gak?? mumpung ada trip ke Jogja, sapa tau dekat jadi pengen mampir
Post a Comment